Satu ketika, seorang teman berkata kepadaku.
"Jom , hari ini kita pergi ziarah wali Allah!",
Seorang yang dikatakan orang sebagai wali Allah, tinggal di kampung antah berantah. Namanya siyanu. Aku menyahut ajakannya dan pergi. Ramai juga orang datang ke rumahnya, mendengar kalamnya. Namun, bila masuk waktu, sang wali Allah itu seperti tidak berhenti daripada menabur madah katanya. Sedangkan para muridin pun terus khusyuk mengutip mutiara katanya. Aku sendirian yang gelisah. Asar sudah makin senja. Aku ajak kawanku pulang. Kami minta diri.
" Inikah wali Allah?" tempelakku sewaktu dalam perjalanan balik dari rumah orang yang dikatakan wali Allah itu.
Sebenarnya , ramai kalangan orang Islam yang salah faham konsep wali Allah. Jika ada seorang yang mengalunkan zikir-zikir khusus , ada wirid yang diijazahkan, tasbih melengkar dilehernya, orang berdatangan mencium tangannya, boleh pula memetik kalam daripada kitab futuhat dan fusus, menghuraikan seni akidah wehdatul wujud, itulah Wali Allah. Bahkan, ada yang menganggap wali Allah seorang yang berjalan ke sana ke mari tidak berkaki ayam dengan pakaian yang comot dan kotor. Mereka mengatakan si fulan itu ada rahsia dengan Allah. Tambahan kalau ada hal Khawariqul 'Adah yang berlaku atasnya. Hatta, ada orang yang gila diangkat jadi wali Allah. Lalu diberi nama Majzub!
Di sisi orang yang karam dalam memahami maksud wali Allah sebegini tidak akan sekali-kali melihat satu orang yang rajin dan istiqamah solat berjemaah di masjid sebagai wali Allah. Tidaklah, pada mereka, seorang hartawan yang banyak menderma dan infaq untuk ummat dan agama itu wali Allah. Bukanjuga seoang mujahid yang berjuang di medan jihad itu wali Allah!. Haiha...
Itulah rumusan para sufahaa ahlam yang acap kali berlaku.
Siapa sebenarnya wali Allah?
Untuk jawab pertanyaan ini, kita memang wajib kembali kepada Quran dan hadis. Apa kata kedua-dua sumber ini. Kita tidak mahu tersilap. Wali Syaitan dikata wali Allah! Alangkah malang dan rugi kalau sampai demikian yang terjadi.
No comments:
Post a Comment